Indonesia Harusnya Tuan Rumah MotoGP

Dunia Sirkuit- JAKARTA – Tercatat sebagai salah satu negara dengan fans MotoGP terbesar di dunia, Indonesia tidak mampu menarik ajang balap itu untuk mampir. Ironis. Shuhei Nakamoto, vice president Honda Racing Corporation (HRC), menyebutkan, hanya ada satu rintangan untuk mendatangkan MotoGP ke tanah air.
’’Saya sudah berkali-kali berbicara dengan Dorna (promotor MotoGP). Jawabannya pun selalu sama, Indonesia seharusnya punya lomba MotoGP,’’ katanya dalam wawancara khusus dengan Jawa Pos di Sirkuit Sentul, Selasa (21/10). ’’Sebenarnya semua sudah oke. Tinggal di sini tidak ada sirkuit yang memadai saja,’’ lanjutnya.
Nakamoto bersama sembilan anggota rombongan HRC lainnya, termasuk duo Repsol Honda Marc Marquez dan Dani Pedrosa, datang ke Indonesia dalam rangkaian meet and greet yang diselenggarakan Astra Honda Motor (AHM). Kebetulan, setelah lomba di Australia Minggu lalu, akhir pekan ini mereka akan balapan di Malaysia. Mampir ke Indonesia untuk menemui fans, sangat pas untuk mengisi waktu.
Nakamoto dkk tidak rugi mampir ke Indonesia. Mereka disambut fans dengan sangat hangat. Kemarin sekitar empat ribu penonton datang ke Sirkuit Sentul, Bogor, untuk bisa bertemu Marquez dan Pedrosa.
Bukan hanya pembalap, Nakamoto juga mendapat sambutan hangat. ’’Mungkin kalau ada negara yang orangnya mengenal saya lebih banyak daripada di Jepang, itu adalah Indonesia. Di bandara dan tempat lain, semua orang meneriakkan nama saya,’’ paparnya.
Nakamoto membenarkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar motor terbesar di dunia. Sebagai catatan, di Indonesia setiap tahun terjual 5 juta unit motor. Segmen motor sport pun semakin naik, dari 7 persen tahun lalu menjadi 12 persen tahun ini. Artinya, semakin banyak pemakai motor yang akan kian dekat dengan MotoGP sebagai kasta tertinggi balap motor di dunia.
Bahwa Indonesia seharusnya menjadi tuan rumah MotoGP, hal itu juga disampaikan Team Manager Suzuki Davide Brivio. Sebagaimana diketahui, Suzuki akan kembali ke MotoGP pada 2015. ’’Itu (MotoGP ke Indonesia) tidak bisa terjadi karena sirkuit yang tidak layak. Panitia kejuaraan junior Asia mengeluh setelah menggelar balapan di Sentul,’’ ungkap Brivio.
Memang, kondisi Sirkuit Sentul sudah tidak seperti pertengahan 2000-an. Saat menjadi tuan rumah ketika itu, begitu banyak ajang balap bergengsi seperti A1GP, Formula BMW, maupun Formula 3 Asia-Pasifik. Kini di titik start dan finis saja, permukaan lintasan bergelombang. Bahkan, ada yang retak di beberapa titik.
Owner Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto membenarkan bahwa kondisi sirkuitnya tidak lagi bagus saat ini. Karena itu, dia tengah berjuang untuk menjalin kerja sama dengan pihak terkait guna mengaspal ulang. ’’Ya bisa dengan pemerintah maupun swasta. MotoGP itu kan tidak hanya bicara balapan, namun branding satu negara,’’ katanya.
Benar yang dikatakan Tinton. Singapura rugi puluhan bahkan lebih dari USD 100 juta untuk menjadi tuan rumah Formula 1. Namun, itu terbayar karena menegaskan posisi mereka sebagai hub di kawasan Asia Tenggara. Rakyat Singapura juga mendapat manfaat dari pergelaran F1 karena puluhan ribu orang datang ke sana untuk nonton dan berbelanja.
Tinton tidak menyebutkan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengaspal ulang Sirkuit Sentul. Namun, kabarnya, dibutuhkan sekitar Rp 7 miliar untuk menjadikan lintasan berstandar MotoGP. (ang/c5/ham)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar